Ya Ayahku BUKAN
sekedar supermen atau bathman yang menjadi pahlawan dalam menegakkan
kebenaran.Tapi Ayahku adalah 3P
(penhibur hati,pelipur lara, pemanis
buatan he,,,he,,,).Bagiku, Ayah sebagai pelindung,penyokong,pahlawan yang
memenuhi kebutuhanku.Tidak hanya itu,Ayahku seorang yang dapat menaklukkan hati
seorang wanita,yaitu BUNDA.Seperti
seorang Fahri yang meluluhkan hati seorang Aisyah.
Jasa Ayahku tidak dapat dinilai dengan uang
bahkan harta yang melimpah sekalipun.Dia selalu membuat suasana istanaku
menjadi aman,tenang,dan tentram (Tapi Ayahku bukan Pos kamling lho….). Ayahku
selalu menjadi sosok yang wibawa,baik,berkharisma dan selalu ada jika aku butuh
seperti seorang pahlawan yang selalu menjaga permata hatinya.
Ayah…Aku tahu,ketika aku lahir dari rahim sang
Bunda, engkau sangat gembira sekali ketika engkau melihat seorang bayi lucu
lahir dengan selamat begitu pun dengan Bunda. Dengan datangnya permata itu,aku
tahu Ayah…di balik kegembiraan itu tersimpan segudang Harapan yang ingin kau
katakana kepadaku.Dan aku tahu Ayah…bahwa dengan lahirnya aku,engkau akan
membanting tulang lebih keras karena engkau tahu,tanggung jawabmu semakin
banyak dan besar.Tapi engkau simpan dengan Senyum dan Harapanmu.
Ketika aku kecil sampai balita,engkau selalu
memanjakanku dengan berbagi tindakan,pemberian,bahkan sampai sebuah
pengorbanan.Itu semua hanya untuk AKU! Tapi Ayah….Buatku itu belum cukup.Aku
selalu merepotkanmu,aku tidak tahu kondisimu,apakah engkau memiliki uang atau
tidak? Tapi dalam benakku,Ayah harus memenuhi keinginanku.Aku selalu
menangis,berteriak sehingga istana itu menjadi gaduh.Mungkin orang akan marah
dan merasa bising ketika aku menangis,tapi TIDAK untuk Ayah.Engkau selalu
tersenyum,sabar,dan membuatku tenang dengan berbagai janji.Tapi aku tahu
Ayah…keinginanku mungkin berat bagimu tapi engkau selalu berusaha memenuhi itu
dengan berjuta Harapanyamg ada di dalam hatimu.
Tidak sampai disitu Ayah! Pada saat aku masuk
sekolah,aku juga merepotkanmu.Engkau selalu membanting tulang dengan aktivitas
yang cukup padat sehingga tak heran aku sering melihat Ayah mengeluh sakit di
punggungmu.Tapi apalah daya,aku tidak dapat membantu,dalam benakku hanya
terukirdengan berbagai Hal-hal yang baru.Tas baru,Sepatu baru,Kaos kaki
baru,semuanya baru Ayah! Aku
sangat gembira sekali…dan aku tahu semua itu dapat aku nikmati dari keringat
engkau Ayah!!! Lagi-lagi engkau tersenyum dan gembira melihat aku berpakain
rapi,tapi aku tahu engkau menyimpan berjuta Harapan padaku.
Ketika aku mulai dewasa seoring dengan
terbentuknya EGOku,engkau selalu
menjagaku…Ayah.Pada masa ini,engkau mulai mendidik diriku dengan keras.Engkau
selalu menanamkan tentang kedisiplinan,kemandirian,sopan santu,etika,dsb. Aku
tahu Ayah,engkau melakukan ini demi AKU!
Ya demi anakmu,supaya aku dapat diterima di dalam Masyarakat.
Tapi Ayah…sikap seperti itu mungkin salah bagi bagi
orang yang mulai terbentuk EGOnya.Engkau
selalu mencampuri kehidupanku,engkau mengatur hidupku dan tak jarang engkau
selalu mengawasiku.Karena engkau SAYANG padaku,engkau
takut kehilangan diriku,engkau takut jika aku menjadi orang yang salah
langkah.Tidak ada lagi kemanjaan yang diberikan kepadaku,tidak ada lagi senyum
manis yang terlintas dalam bibirmu,semuanya hilang…hilang…dan hilang…
Ayah…semakin engkau menjauh,semakin tertancap
dalam hatimu berjuta-juta harapanyang ingin engkau katakana padaku.Aku tahu
ayah,Engkau menjauh bukan berarti kau benci kepadaku tapi karena engkau ingin
aku mandiri dan menjadi orang yang berguna,dapat diterima dalam Masyarakat.Aku
yakin Ayah,engkau tidak meminta harta sebagai balasan segala sesuatu yang
engkau berikan ataukah sebuah perak bahkan bukan sebuah permata yang engkau
harapkan dari anakmu ini.Tapi sebuah kebanggaan di matamu,kebaikan yang
terpancar dalam diriku,serta engkau mengharap aku menjadi orang yang sukses.
Ayah aku ingat,hari-harimu semakin berat dengan
aktivitasmu untuk memenuhi kebutuhan kuliahku.Terkadang aku melihat,engkau
mengeluh tubuhmu sakit.Apakah engkau tahu Ayah? Aku ingin menyentuh tubuh yang
selama ini menjadi kebanggaanku dan aku ingin mendengarkan engkau
mempersilahkanku untuk memijatmu.Tapi entah kenapa Ayah,Ego kita seakan-akan membrontak agar kita tidak dekat dan
jauh…jauh…dan terus jauh.
Ayah….jika aku boleh memilih,aku ingin kembali
sepeti engkau menciumku,enkau memanjakanku,engkau memelukku,dan
menyayangiku.Aku ingin mengatakan sesuatu padamu,sesuatu yang membuat Ayah
mengerti betapa sayangnya aku padamu,betapa bangganya aku memiliki engkau
Ayah….tapi lagi-lagi Egoku yang
berbicara.Entah mengapa bibirku berat untuk mengatakan bahwa aku sangat sayang
padamu Ayah…sayang sekali.Aku ingn memenggil kata “AYAH” berulang kali di
hadapanmu dengan penuh cinta.
Ayah…Maafkan anakmu,aku tidak bisa menjadi anak
yang diharapkanmu.Maaf Ayah…Maaf…..Ayah Terima Kasih atas semuanya dan
Engkaulah pahlawanku,tapi Engkau bukanlah SUPERMEN yang ada di dunia Khayal.
By: Achmad Masfi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar